MARI BERHIJRAH MENCAPAI BERKAH SYARIAH
MARI BERHIJRAH MENCAPAI BERKAH SYARIAH
Oleh: Asep
Anggi Buldani
Tanggal 1 Muharram ialah tertanda
penanggalan Islam memasuki Tahun Baru Hijriah. Di beberapa tempat di Nusantara
bahkan Dunia yang mayoritas berpenduduk muslim, mereka ber-euvoria menyambut datangnya Tahun Baru Hijriah. Kebahagiaan
dan kegembiraan yang disampaikan itu tiada lain adalah bentuk syukur atas usia,
kesehatan, kesempatan dan berbagai nikmat terutama nikmat Iman-Islam
berkah karunia Allah SWT. Alhamdulillah.
Tahun Baru Hijriah menjadi
moment bersejarah yang hingga saat
ini dikenang sebagai peristiwa besar, yakni peristiwa hijrah Nabi Muhammad Saw
bersama kaum Ansor dari kota Mekkah ke Madinah pada tahun 622 Masehi. Pada saat
itu Kota Mekkah ada dalam situasi yang genting. Sehingga diharuskan Rosulullah
Saw berpindah ke Madinah untuk menghindari kedzoliman, tipu daya dan rencana
pembunuhan oleh kaum kafir quraisy Mekkah. Rosulullah Saw berhijrah dari
kondisi kehidupan masyarakat yang jahiliah penuh kedzoliman, kaum munafik dan
terbiasa dengan tipu daya, beralih kepada kehidupan yang aman, damai, untuk keselamatan.
Dan kemudian peristiwa tersebut dijadikanlah sebagai masa awal penentuan
kalender Islam.
Dalam memaknai substansi
Hijriah, penulis mengutip thesis Cak
Nun seorang tokoh intelektual Nusantara, ia menyebutkan bahwa “kesadaran Hijriyah menghindarkan ummat dari
penyembahan individu, membawanya menyelam ke dalam substansi. Hijrah adalah
pusat jaring nilai dan ilmu. Dari gerak dalam fisika dan kosmologi hingga
perubahan dan transformasi dalam kehidupan sosial manusia”.
Dari kutipan tersebut
rasa-rasanya kesadaran itu menjadi urgen
bagi ummat saat ini, hingga kita dapat merefleksikan substansi hijrah sebagai
nilai kejuangan dalam berbagai hal, serta dalam berbagai peran masing-masing.
Kita berproses dalam ruang kehidupan tanpa mengesampingkan arti etis kehidupan sosial.
Kesadaran itu menjadi bentuk pendalaman diri dalam merawat keutuhan sosial,
yang kesemuanya ada dalam siklus kekuasaan tertinggi Sang Maha Pencipta.
Kita menyadari bahwa
peristiwa hijrah Nabi Muhammad Saw bersama kaum Anshor ke Madinah terdapat
banyak pelajaran di dalamnya. Salah satu yang membelalakan mata adalah
pelajaran tentang pluralisme budaya dan politik, juga bermakna lebih esoterik dari itu. Melihat kondisi “ini”,
betapa penting sikap hirau akan kesadaran Hijriah untuk membuka sudut pandang,
dari sumber sekelumit persoalan-persoalan menjadi karunia dalam keragaman.
Halnya peristiwa Isra'
Mi'raj, ia bisa dirumuskan sebagai peristiwa hijrah, perpindahan, atau lebih
tepatnya transformasi, semacam proses perubahan atau penjelmaan dari
materi ke (menjadi) energi dan
kemudian ke (menjadi) cahaya. Kiranya
hal itu menjadi inspirasi kita dalam menjalani kehidupan ini. Berproses dalam
berbagai aktivitas untuk menunaikan keharusan peran masing-masing dengan sebaik
mungkin. Di sana ada semacam perpindahan holistik, semula dari keinginan yang
diupayakan menuju hasil pencapaian sebaik-baik yang dibayangkan. Insyaallah.
Akhirnya kita berharap
serta memanjatkan do’a kepada Allah SWT, Semoga kita dipandaikan mengambil
hikmah keteladanan dalam kesadaran Hijriah, hingga kita mampu merefleksikan
substansi hijrah dalam kehidupan sehari-hari, merubah apa-apa yang harus
diubah, memperbaiki apa-apa yang harus diperbaiki, mempertahankan apa-apa yang
harus dipertahankan terutama istiqomah dalam “ber-Syariah” sebagaimana terkenang perjuangan dan hikmah dari
keteladanan hijrah seorang kekasih-Mu, Rosulullah Saw. Aamiin YRA.
Dan tertuntut peranan
penulis sebagai seorang praktisi Bank Syariah, serta atas puja takdim kita menyambut awal tahun
Hijriah. Maka izinkan kami menyampaikan ajakan kepada pembaca budiman, untuk
kemudian bersenyawa dengan semangat Hijriah “Mari Berhijrah ke Bank Syariah”. Semoga
kita sekalian mendapat keberkahan serta ridho dari Allah SWT. Aamiin YRA.
Hatur nuhun. Wassalamualaikum.
0 Response to "MARI BERHIJRAH MENCAPAI BERKAH SYARIAH"
Post a Comment